Yesus berbelas kasih



Kasih merupakan dasar dari kehidupan orang Kristen. Hanya karena ada kasih kita bisa peduli terhadap penderitaan orang lain, mau membantu orang yang kesusahan, memberi makan kepada orang lapar, memberi tumpangan kepada orang asing, memberi minum kepada orang yang haus, menuntun orang buta, dll. Kasihlah yang menggerakkan kita untuk selalu mau membantu siapa pun. Karena begitu pentingnya kasih ini, Yesus mengajarkannya secara khusus dan menjadikan itu sebagai suatu perintah yang harus kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari.

Yesus tidak hanya sekedar mengajarkan kasih itu kepada kita. Ia sendiri menjalankannya. Ia menyembuhkan  buta, menyembuhkan orang lumpuh, memberi makan kepada lima ribu orang, membangiktkan orang yang telah mati, mengusir roh jahat, dll. Ia datang ke dunia karena tergerak hatiNya untuk menyelamatkan manusia.

Kasih Yesus tidak hanya untuk orang-orang yang menerimaNya, tetapi untuk orang-orang yang menentangNya. Kasih Yesus ini tanpa batas dan tanpa pamrih. Inilah kasih sejati yang keluar dari ketulusan hati. Kasih Yesus ini menjadi kasih kristiani yang perlu diterapkan oleh setiap orang kristiani. Kasih ini digambarkan dengan sangat baik oleh Santo Paulus, “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”. (1Kor 13:4-7)

Di sekitar kita ada begitu banyak orang yang membutuhkan uluran kasih kita. Mereka mengharapkan belas kasih, kepedulian, bantuan kita. Kita perlu meneladani Yesus yang penuh belas kasih kepada semua orang, terutama kepada orang yang menderita. Kita harus membantu mereka agar mereka bisa keluar dari kesusahan mereka.

“Apabila kasih tidak ada lagi didunia maka Tuhan telah siap untuk datang” mungkin ini adalah suatu ungkapan yang tepat untuk menanggapi salah satu ayat pada surat pertama Santo Paulus kepada Jemaat di Korintus “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berhenti; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap (13:8).” Kasih merupakan suatu hal yang utama dalam hidup Kristiani bahkan Kristus sendiri menyatakan bahwa Hukum Kasih merupakan hukum yang terbesar dan mendapat tempat teratas dari segala hukum taurat. Kristus mengajarkan kita bahwa “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh 15:13).” Hal ini menunjukkan bahwa Kristus adalah sentral dari kasih itu sendiri, dengan kasih-Nya yang begitu besar; Ia rela untuk membungkuk ke dunia, menjadi sama dengan manusia dan akhirnya mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Kristus sendiri memberi perintah baru kepada murid-murid-Nya “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi (Yoh 13:34).” Yang secara eksplisit pula mengarah kepada kita untuk saling mengasihi satu sama lain sebagai murid-murid Kristus, sebagai sesama manusia.

Berbicara mengenai kasih; perlu diketahui bahwa ada pembagian secara tradisional didalam Gereja Katolik. Pembagian ini terdiri dari 14 karya belas kasih dan terbagi menjadi dua yaitu karya belas kasih jasmani dan rohani (KGK 2447).

7 karya belas kasih jasmani
  1.  Memberi makan kepada orang yang lapar.
  2. Memberi minuman kepada orang yang haus.
  3. Memberi perlindungan kepada orang kepada orang asing.
  4. Memberi pakaian kepada orang yang telanjang.
  5. Melawat orang sakit.
  6. Mengunjungi orang yang dipenjara.
  7. Menguburkan orang mati.

 7 karya belas kasih rohani

  1. Menasihati orang yang ragu-ragu.
  2. Mengajar orang yang belum tahu.
  3. Menegur pendosa.
  4. Menghibur orang yang menderita.
  5. Mengampuni orang yang menyakiti.
  6. Menerima dengan sabar orang yang menyusahkan.
  7. Berdoa untuk orang yang hidup dan mati.


Pembagian yang ada diatas sama sekali tidak membatasi bahwa perbuatan kasih hanya berjumlah 14 contoh saja, namun pembagian diatas hendak menunjukkan bahwa perbuatan belas kasih tertentu dapat digolongkan sebagai karya belas kasih jasmani atau rohani. Dengan membaca pembagian yang ada diatas, bagaimana pemahaman kita mengenai kasih itu sendiri? Pemahaman terhadap kasih pada umumnya cenderung sentimental, hal ini justru membuat kita membayangkan bahwa kasih selalu identik dengan perbuatan cinta. Memberi sedekah terhadap orang miskin, memberikan kata-kata peneguhan kepada orang yang sedang down. Kedua perbuatan ini kita anggap sebagai perbuatan kasih, namun bagaimana respon kita terhadap seseorang yang menegur sesamanya karena ia telah berbuat dosa dan mengajarkan 
ajaran Iman Katolik yang benar